Menuju Sumbawa adalah tantangan. Anda akan dihadapkan dengan paradigma bahwa tujuan wisata adalah semata-mata bisnis dan persaingannya dimana ketersediaan infrastruktur adalah penunjang utama untuk dapat "selamat" dari bisnis, dan selalu berada dalam lingkarannya. Berdampingan sejajar dan dekat, namun tersisih jauh dari Bali dan Lombok. Pariwisata Sumbawa eksis dan tumbuh justru dengan ketiadaan sarana dan prasarana yang "menunjang". Keaslian panorama dan keterasingan membuat Sumbawa keluar dari lingkaran bisnis wisata yang disebut-sebut sebagai faktor utama orientasi.
Keindahan hamparan savana yang berbukit- bukit dari jajaran pegunungan yang melingkarinya dalam foto-foto di buku panduan ini hanya akan mengesankan kesulitan untuk menyiapkan transportasi untuk "berwisata di daerah tak bertuan".
Mengarungi lokasi wisata pegunungan, rimba belantara, air terjun dan pulau-pulau kecil di kawasan teluk-teluk Sumbawa dengan panoramanya yang khas hanya akan menyisakan sedikit kebanggaan dari naluri kesendirian dan keinginan menulis di atas topi rimba dan kaos oblong anda "jangan ikuti... saya juga tersesat".
Sebagian dari kita telah mengetahui bahwa seringkali apa yang tercatat adalah sangat berbeda dengan kenyataan. Samasekali kita tidak menyadari bahwa pengalaman yang paling mengasyikkan adalah melihat sebuat momentum, dan kondisi tersebut hanya berlalu satu kali dalam hidup anda. Terbawa terbang saat anda tertidur di pesawat yang membawa anda berlari dari jenuhnya waktu-waktu menuju daerah yang setiap musimnya adalah sama. Wisata konvensional terlalu banyak. laut dengan pantai putih, bening menghijau atau tarian dan budaya yang selalu sama. Sebagian dari buku inipun mencatat hal-hal yang sama. Yang membedakan hanyalah karena ini Sumbawa yang telah lama dilewati, dan telah lama tertidur hingga kesendirian selalu menjadi milik anda.
Sumbawa menantang anda menuju petualangan…
Keindahan hamparan savana yang berbukit- bukit dari jajaran pegunungan yang melingkarinya dalam foto-foto di buku panduan ini hanya akan mengesankan kesulitan untuk menyiapkan transportasi untuk "berwisata di daerah tak bertuan".
Mengarungi lokasi wisata pegunungan, rimba belantara, air terjun dan pulau-pulau kecil di kawasan teluk-teluk Sumbawa dengan panoramanya yang khas hanya akan menyisakan sedikit kebanggaan dari naluri kesendirian dan keinginan menulis di atas topi rimba dan kaos oblong anda "jangan ikuti... saya juga tersesat".
Sebagian dari kita telah mengetahui bahwa seringkali apa yang tercatat adalah sangat berbeda dengan kenyataan. Samasekali kita tidak menyadari bahwa pengalaman yang paling mengasyikkan adalah melihat sebuat momentum, dan kondisi tersebut hanya berlalu satu kali dalam hidup anda. Terbawa terbang saat anda tertidur di pesawat yang membawa anda berlari dari jenuhnya waktu-waktu menuju daerah yang setiap musimnya adalah sama. Wisata konvensional terlalu banyak. laut dengan pantai putih, bening menghijau atau tarian dan budaya yang selalu sama. Sebagian dari buku inipun mencatat hal-hal yang sama. Yang membedakan hanyalah karena ini Sumbawa yang telah lama dilewati, dan telah lama tertidur hingga kesendirian selalu menjadi milik anda.
Sumbawa menantang anda menuju petualangan…
0 komentar:
Posting Komentar